TWO-LEVEL GAMES THEORY

JAKARTA –  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Kristen Indonesia telah melaksanakan Kuliah Tamu pada 01 Juni 2020 dengan mengusung topik “Teori TWO-LEVEL GAMES Dalam Ekonomi Politik Internasional Melalui Berbagai Studi Kasus”. Kuliah Tamu berlangsung pada pukul 14:00-15:00 WIB  melalui aplikasi Microsoft Teams, dan dihadiri oleh 28 peserta.  Acara  ini menghadirkan narasumber yaitu, Theresia Kurniaty, M.Sos selaku praktisi peneliti dan juga dihadiri oleh Verdinand Robertua selaku dosen Hubungan Internasional Fisipol UKI.

Awal pemaparan materi, Theresia menjelaskan arti dari teori TWO-LEVEL GAMES dari sudut pandang Robert D. Putnam  “ sebuah metafora untuk melakukan interaksi domestik- internasional”. Teori ini menjelaskan bahwa politik dalam negeri dan internasional seringkali terikat dan menimbulkan perdebatan mana yang lebih penting dan yang menjadi jawabanya tentu saja keduanya sama penting. Di samping itu, ia juga menjelaskan bahwa teori ini bisa mencapai kesepakatan internasional dengan melalui dua level yang berbeda yaitu:

  1. Level Nasional, pada level ini kelompok domestik mengejar kepentingan mereka dengan menekan pemerintah untuk mengambil kebijakan politik yang berpihak kepada mereka dan membangun koalisi untuk mendapatkan kekuatan antar kelompok.

 

  1. level Internasional, adalah bagaimana proses negosiasi dilakukan dalam perundingan internasional. Pada level ini pemerintah nasional memaksimalkan kemampuan mereka untuk memenuhi kepentingan domestik, di saat yang bersamaan harus meminimalisir konsekuensi berkebalikan dari pihak asing atau pihak lawan  dalam negosiasi.

 

Pada akhirnya, permainan dua level ini sulit dihindari jika sebuah Negara saling berketergantungan satu sama lain. Sebagai contoh, Theresia memaparkan penerapan TWO- LEVEL GAMES theory dalam studi kasus diplomasi lingkungan Indonesia terkait kasus Palm Oil Indonesia, ia mengatakan “Uni Eropa  memiliki peran diplomasi yang sangat dominan dalam menyelesaikan permasalahan antar Negara. Salah satu masalah utama dalam kasus ini, Palm Oil Indonesia diyakini oleh UE merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati, sedangkan bagi UE juga harga Palm Oil Indonesia paling murah dan demand tinggi yang akan memberikan kontribusi devisa bagi perekonomian Indonesia. Tidak hanya itu,  kasus ini membuat Indonesia menghadapi dua dilema. Di satu sisi, ekonomi dalam negeri memiliki target pencapaian investasi asing namun  di sisi lain, diplomasi lingkungan harus berhadapan dengan Negara-negara barat yang menolak produk minyak nabati Negara berkembang. 

Sebagai penutup materi, Theresia mengatakan bahwasanya penerapan TWO-LEVEL GAMES ini akan selalu ada tarik menarik antara kepentingan dalam negeri dan luar negeri, untuk itu perlu adanya kordinasi yang baik antar pemerintah dan keberhasilan dari sebuah diplomasi sehingga menghasilkan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah politik ekonomi internasional. Acara ini berlangsung  lancar  dengan adanya antusias yang tinggi dari para peserta dalam memberikan pertanyaan kepada narasumber.  

Share this Post

DAFTAR BROSUR BEASISWA ID | EN