Kuliah Tamu “Dinamika Keamanan Nasional, Regional dan Internasional”

Jakarta, 8 November 2021 – Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia mengadakan Kuliah Tamu Mata Kuliah Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik dengan tema “Dinamika Keamanan Nasional, Regional dan Internasional” yang menghadirkan pemateri, Bapak Galby Rifqi Samhudi, B.Sc., M.Han., M.Si. Beliau merupakan Staff Ahli Komisi 1 di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Materi dibuka dengan membahas mengenai apa itu survivability, security, defense, dan peace dalam konteks untuk mencapai sebuah keamanan dan kemakmuran di suatu negara, kawasan dan dunia. Banyak dari peserta yang memberikan pandangan mereka masing-masing mengenai keempat konsep tersebut. Kemudian diskusi berlanjut kepada sesi tanya jawab antara narasumber dan peserta. Materi selanjutnya, sedikit lebih berat karena Bapak Galby membahas mengenai dasar dari teori keamanan yaitu realis, liberal, konstruk, dan non-material, serta memberikan pemahaman mengenai lima jenis keamanan menurut Barry Buzan yaitu military, political, environmental, economic, and social. Diskusi berlanjut ke materi yang menjadi topik utama yaitu keamanan yang dibagi menjadi tiga mulai dari keamanan nasional, regional hingga international. Keamanan nasional merupakan suatu kondisi atau dari dalam negara tersebut. Lalu, keamanan regional atau 

kawasan sendiri dapat diikat melalui perjanjian perdamaian bersama dengan melibatkan perangkat keamanan bersama antar negara. Sementara keamanan internasional sendiri datang dari dan untuk negara bangsa di seluruh dunia.

Lalu untuk diskusi terakhir, Bapak Galby menanyakan mengenai tiga konsep security, defense dan military dalam tiga tingkatan (bagian luar, tengah dan dalam) dan harus diletakkan di mana. Antusiasme dari para peserta memberikan pandangan mereka yang berbeda-beda seperti mahasiswa bernama Issuwari, ia berpendapat bahwa defense di bagian luar lalu security di bagian kedua dan yang terakhir adalah militer dengan alasan pertahanan merupakan sikap luas dari ancaman sehingga perlu adanya pertahanan, sementara security untuk back-up dan militer sebagai instrumen persenjataan.

Sementara pendapat dari Richard bagian dalam adalah security, bagian tengah defense dan yang paling luar military dengan alasan security sudah mencakup semuanya dari ancaman tradisional maupun nontradisional, alasan kedua banyak negara yang lebih memilih posisi defense dibandingkan menjadi negara yang agresif, dan alasan terakhir di mana negara lebih mendekatkan diri melalui cara non-militer sehingga kurang relevan. Masih banyak pandangan lainnya dari berbagai mahasiswa seperti Ersi, Cindy, Ribka, Cornelius, dan Evelyn.

Selama jalannya pemaparan materi, interaksi antara narasumber dan peserta sangatlah aktif. Banyak peserta yang merespon pertanyaan dari Bapak Galby sehingga membuat suasana diskusi jauh lebih aktif dan beragam dengan adanya banyak pandangan dari mahasiswa. Namun, sayangnya karena keterbatasan waktu membuat sesi tanya jawab tidak bisa dilamakan.

Share this Post

DAFTAR BROSUR BEASISWA ID | EN