Seminar: “Asia Pacific 4.0: Locating Indonesia’s Diplomacy Position in Future Network of Politics, Media, and Economy”

Seminar ini membahas tentang pandangan dan persepsi posisi Indonesia di masa yang akan datang dalam bidang ilmu Hubungan Internasional, Politik, dan Komunikasi di Asia Pasifik yang semakin dinamis. Seminar ini menghadirkan 3 pembicara yaitu:

1. Adrianus Lengu Wene, S.Sos. sebagai Dosen Hubungan Internasional dan Pakar SSHRA (Social Science & Humanities Research Association
2. Maria Novianti, B.Sc. sebagai Koordinator Climate Rangers Jakarta
3. David Ronald Taoiras, S.E, M.M. sebagai Direktur Eksekutif (ad intern) INADIS dan Pakar Kajian Eropa SKSG-UI        

Masing-masing pembicara memaparkan materi sesuai dengan bidangnya. Pembicara pertama yaitu Adrianus Lengu Wene berpendapat bahwa globalisasi mempengaruhi seluruh aspek kehidupan serta kebijakan pemerintah dan kebijakan luar negeri. Adanya persaingan dan polarisasi kekuatan di Asia Pasifik yang melibatkan 2 negara besar, Amerika Serikat dan Tiongkok. Posisi Indonesia terlihat oppurtunis dengan sikap ambivalensi antara AS dan Tiongkok. Media seharusnya menjadi platform yang mengontrol dan mempresentasikan kepentingan Indonesia.

Pembica kedua yaitu Maria Novitasari memulai materinya dengan menjelaskan tentang Climate Rangers yang adalah komunitas anak muda yang bergerak di bidang perubahan iklim, mengedukasi masyarakat dan mengurangi dampak perubah iklim. Novitasari menjelaskan dampak dari perubahan iklim terhadap Bumi dan juga upaya negara-negara mengurangi emisi karbon tiap tahunnya. Upaya Indonesia sendiri dalam mengatasi perubahan iklim masih sangat minim. 

Pembicara terakhir yaitu David Ronald Taoiras berpendapat bahwa sebagai mahasiswa S1 kita dituntut untuk melakukan critical analysis dalam melihat isu-isu yang tersebar di sosial media. Munculnya Covid-19, Tiongkok mengalami inflasi dan sebagainya merupakan isu-isu yang sedang terjadi saat ini. Mahasiswa S1 harus mampu menganalisis isu-isu diatas.  Isu ekonomi adalah salah satu isu krusial di Indonesia. Taoiras menambahkan materi dengan menunjukan data-data BPS dan grafik yang menunjukan keadaan ekonomi Indonesia.