Workshop "How to be a Public Speaker With High Impact"

Jakarta- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia bersama Yayasan Visi Indonesia Unggul (VIU) telah menyelenggarakan kegiatan Workshop dengan mengangkat tema “ How to be a Public Speaker With High Impact.” Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan untuk pembinaan warga gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) KARAWANG   dan GPIB Dian Kasih Bekasi.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruangan Aula L.3 Gedung AB Universitas Kristen Indonesia pada Jumat, 23 April 2021 secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti; memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Kegiatan yang dimulai tepat pada pukul 08.30 WIB dipandu oleh Natasya Ariyani dan Yuliana Lelu yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi dan  turut dihadiri secara langsung oleh Pjs. Dekan FISIPOL UKI yaitu, Dr. Verdinand Robertua Siahaan, S.Sos., M.Soc., Sc. Serta diikuti 25 peserta yang merupakan jemaat gereja HKBP Karawang dan GPIB Dian Kasih Bekasi.

Workshop diawali dengan doa pembuka yang dibawakan oleh Agnes Filia selaku mahasiswa Ilmu Komunikasi dan kemudian dilanjutkan penyampaian kata sambutan oleh Dr. Verdinand Robertua Siahaan, S.Sos., M.Soc., Sc.

Kegiatan berlanjut dengan sesi pemaparan materi yang dibawakan oleh Singgih Sasongko, S.IP., M.Si. Beliau merupakan pembicara yang memiliki kemampuan dalam bidang public speaking, hal ini dibuktikan dengan sederet prestasi yang diraih seperti sebagai MC dan pembicara dalam acara seminar atau webinar serta sebagai Public Speaking Trainer di berbagai perusahaan besar dan ternama.

Dalam pemaparanya, ia mengatakan “nobody’s born as a speaker” yang artinya tidak ada seoarang pun yang dilahirkan langsung menjadi seorang pembicara yang hebat. Butuh latihan yang konsisten untuk menjadi seoarang pembicara yang hebat serta harus memiliki tekat dan usaha yang besar. Berbicara di depan umum bukan sekedar bagaimana kita menyusun kata menjadi sebuah kalimat, akan tetapi menekankan bahwa seoarang pembicara harus mampuni dalam menyampaikan sebuah makna dari informasi kepada audiens.  Untuk memastikan informasi yang disampaikan dapat diterima oleh audiens, Singgih menegaskan bahwa seorang pembicara harus memahami sepenuhnya siapa yang menjadi audiens nya, karena pada umumnya audiens dapat berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, dan hal ini lah yang menuntut seoarang pembicara harus menggunakan gaya komunikasi yang tepat saat berbicara di depan umum.

Pada workshop kali ini, pembicara memberikan 7 key takeaways kepada peserta tentang  bagaimana menjadi seorang pembicara yang baik saat berbicara di depan umum, yaitu; mengetahui siapa yang menjadi audiens, memastikan informasi yang akan disampaikan memiliki makna yang menarik, jaga kontak mata dengan audiens, menggunakan bahasa tubuh (Bahasa tubuh mampu memberi pengasan-penegasab pada informasi yang ditekankan), gunakan intonasi yang berbeda, buka interaksi dengan audiens (bisa dengan ice breaking & quiz)_ dan hindari penggunaan kata “emm” atau“ehh”.

Tidak hanya memberikan tips dan trick untuk peserta mengenai public speaking, pembicara  juga mengajak peserta untuk mempraktekan public speaking  seperti; teknik vocal, gesture dan bahasa tubuh.

Share this Post

DAFTAR BROSUR BEASISWA ID | EN