WANAREKSA PERINGATI HARI BUMI: ALAM INDONESIA MASIH MENGHADAPI TANTANGAN BERAT

Jakarta, 22 April 2022 - Setiap tahun, 22 April diperingati sebagai Hari Bumi. Hari itu adalah hari ulang tahun kelahiran Gerakan Lingkungan Modern pada tahun 1970. Hari Bumi pertama kali dicanangkan oleh pengajar lingkungan Amerika Serikat Gaylord Nelson pada 1970. Sejarah Hari Bumi dimulai pada tahun 1960 an hingga 1970 an dimana pada saat itu Amerika Serikat sedang mengalami gejolak ekonomi dan politik. Pengetahuan mengenai pentingnya menjaga lingkungan perlu ditingkatkan untuk semua orang. Di Fisipol UKI, terdapat salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang anggotanya merupakan mahasiswa pencinta alam, tempat mereka menjaga, melestarikan, dan mencintai alam serta menghasilkan prestasi non akademik di bidang alam.

GPA Wanareksa FISIPOL UKI melakukan penananam pohon buah di bantaran Kali Cakung, di samping Bagol, Jatiluhur, Kota Bekasi.

Wanareksa berdiri pada tahun 2002 tanggal 20 bulan februari. Berawal dari angkatan pendiri yaitu 12 orang yang terdiri pada saat itu 2 wanita dan 10 pria. Awalnya pembentukannya adalah secara lisan lalu berkembang ke bentuk struktur. Selain berkegiatan di alam bebas, Wanareksa juga aktif dalam hal kemanusian dan lingkungan, contohnya melakukan bantuan berupa donasi maupun turun sebagai relawan ketika ada bencana alam, mengikuti pencarian pendaki hilang di gunung, dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam program PKM. Sebagai UKM yang berfokus pada alam tentu memiliki misi yang berdampak positif pada alam itu sendiri, wakil ketua Wanareksa Fisipol UKI Jhosua Leonardo menjelaskan lebih detail kegiatan yang pernah dilakukan.

“Kita sudah pernah melakukan penanaman bibit 100 bibit pohon buah di bekasi dan dihadiri oleh wakil Walikota Bekasi. Kita juga mengadakan PKM di pulau panggang mengenai terumbu karang,” ucap Leonardo.

Tentunya saat melakukan beberapa kegiatan alam, Wanareksa terus gigih mengeksplor alam lebih luas. Pietro Santiago selaku Ketua Wanareksa Fisipol UKI memberikan tanggapan terkait hal tersebut.

“Kalau dilihat dari kenyataan sendiri alam Indonesia masih mengalami berbagai macam tantangan. Tidak usah jauh jauh ke pulau lain, dapat dilihat di sekitaran pulau Jawa dan Jakarta sendiri, kita bisa lihat bahwa polusi masih tinggi di ibukota. Pada saat kami ke Bekasi hanya untuk melakukan survei, di daerah bantaran sungai Bekasi masih banyak sampah dan pencemaran limbah yang dilakukan oleh oknum masyarakat juga pabrik setempat,” tegasnya.

Dapat disimpulkan bahwa perjuangan untuk lingkungan yang bersih tetap berlanjut dengan peningkatan urgensi, karena kerusakan akibat perubahan iklim menjadi lebih nyata setiap hari. Yuk sobat Fisipol kita bersama-sama menjadi bagian dari Hari Bumi dengan hidup low impact and mindful. Selamat Hari Bumi!

 

Share this Post

DAFTAR BROSUR BEASISWA ID | EN